Cerita Abu Nawas - Ketenangan Hati

 

 
 
 Sudah  lama  Abu nawas  tidak  dipanggil  ke  istana  untuk menghadap Baginda. Abunawas juga sudah lama tidak muncul di  kedai  teh.  Kawan-kawan  Abunawas  banyak  yang  merasa kurang  bergairah  tanpa  kehadiran  Abu  nawas.  Tentu  saja keadaan  kedai  tak  semarak  karena  Abu  nawas  si  pemicu  tawa tidak ada.   
 
  Suatu hari ada seorang laki-laki setengah baya ke kedai teh  menanyakan  Abu  nawas.  la  mengeluh  bahwa  ia  tidak menemukan jalan keluar dari rnasalah pelik yang dihadapi.   
 
  Salah  seorang  teman  Abunawas  ingin  mencoba menolong.   
 
  "Cobalah  utarakan  kesulitanmu  kepadaku  barang-kali aku bisa membantu.”  kata kawan Abunawas.   
 
  "Baiklah.  Aku  mempunyai  rumah  yang  amat  sempit. Sedangkan  aku  tinggal  bersama  istri  dan  kedelapan  anakanakku.  Rumah  itu  kami  rasakan  terlalu  sempit  sehingga  kami tidak  merasa  bahagia.”    kata  orang  itu  membeberkan kesulitannya.   
 
  Kawan  Abunawas  tidak  mampu  memberikan  jalan keluar,  juga  yang  lainnya.  Sehingga  mereka  menyarankan  agar orang itu pergi menemui Abunawas di rumahnya saja.   
 
  Orang itu pun pergi ke rumah Abunawas. Dan kebetulan Abu  Nawas  sedang  mengaji.  Setelah  mengutarakan  kesulitan yang sedang dialami, Abunawas bertanya kepada orang itu.   
 
  "Punyakah engkau seekor domba?"   
 
  "Tidak tetapi aku mampu membelinya.”  jawab orang itu.    
  "Kalau begitu belilah seekor dan tempatkan domba itu di dalam rumahmu.”  Abunawas menyarankan.   
 
  Orang itu tidak membantah . la langsung membeli seekor domba seperti yang disarankan Abunawas.   
 
  Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas.   
 
  "Wahai  Abunawas,  aku  telah  melaksanakan  saranmu, tetapi  rumahku  bertambah  sesak.  Aku  dan  keluargaku  merasa segala sesuatu menjadi lebih buruk dibandingkan sebelum tinggal bersama domba.”  kata orang itu mengeluh.   
 
  "Kalau  begitu  belilah  lagi  beberapa  ekor  unggas  dan tempatkan juga mereka di dalam rumahmu:" kata Abunawas.   
 
  Orang  itu  tidak  membantah.  la  langsung  membeli beberapa  ekor  unggas  yang  kemudian  dimasukkan  ke  dalam rumahnya.  Beberapa  hari  kemudian  orang  itu  datang  lagi  ke rumah Abu Nawas.   
 
  "Wahai  Abu  Nawas,aku  telah  melaksanakan  saransaranmu  dengan  menambah  penghuni  rumahku  dengan beberapa  ekor  unggas.  Namun  begitu  aku  dan  keluargaku semakin tidak betah tinggal di rumah yang makin banyak   
 
  perighuninya.  Kami  bertambah  merasa  tersiksa.”    kata orang itu dengan wajah yang semakin muram.   
 
  "Kalau begitu belilah seekor anak unta dan peliharalah di dalam rumahmu.” kata Abu Nawas menyarankan   
 
  Orang itu tidak membantah. la langsung ke pasar hewan membeli seekor anak unta untuk dipelihara di dalam rumahnya.   
 
  Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. la berkata,   
 
  "Wahai Abu Nawas, tahukah engkau bahwa keadaan di dalam  rumahku  sekarang  hampir  seperti  neraka.  Semuanya berubah  menjadi  lebih  mengerikan  dari  pada  hari-hari sebelumnya. Wahai Abu Nawas, kami sudah tidak tahan tinggal serumah  dengan  binatang-binatang  itu.”    kata  orang  itu  putus asa.   
 
  "Baiklah,  kalau  kalian  sudah  merasa  tidak  tahan  maka juallah anak unta itu.”  kata Abu Nawas.   
 
  Orang  itu  tidak  membantah.  la  langsung  menjual  anak unta yang baru dibelinya.   
 
  Beberapa  hari  kemudian  Abu  Nawas  pergi  ke  rumah orang itu   
 
  "Bagaimana  keadaan  kalian  sekarang?"  Abu  Nawas bertanya.   
 
  "Keadaannya  sekarang  lebih  baik  karena  anak  unta  itu sudah  tidak  lagi  tinggal  disini.”    kata  orang  itu  tersenyum. "Baiklah, kalau begitu sekarang juallah unggas-unggasmu.”  kata Abu Nawas.   
 
  Orang itu tidak membantah. la langsung menjual unggasunggasnya.   
 
  Beberapa hari kemudian Abu Nawas mengunjungi orang itu.   
 
  "Bagaimana  keadaan  rumah  kalian  sekarang  ?"  Abu Nawas bertanya.   
  "Keadaan sekarang lebih menyenangkan karena unggasunggas  itu  sudah  tidak  tinggal  bersama  kami.”    kata  orang  itu dengan wajah ceria.   
 
  "Baiklah kalau begitu sekarang juallah domba itu.”  kata Abu Nawas.   
 
  Orang  itu  tidak  membantah.  Dengan  senang  hati  ia langsung menjual dombanya.   
 
  Beberapa hari kemudian Abu Nawas bertamu ke rumah orang itu. la bertanya,   
 
  "Bagaimana  keadaan  rumah  kalian  sekarang  ?"  "Kami merasakan  rumah  kami  bertambah  luas  karena  binatangbinatang  itu  sudah  tidak  lagi  tinggal  bersama  kami.  Dan  kami sekarang  merasa  lebih  berbahagia  daripada  dulu.  Kami mengucapkan  terima  kasih  yang  tak  terhingga  kepadamu  hai Abu Nawas.”  kata orang itu dengan wajah berseri-seri.   
 
  "Sebenarnya  batas  sempit  dan  luas  itu  tertancap  dalam pikiranmu.  Kalau  engkau  selalu  bersyukur  atas  nikmat  dari Tuhan maka Tuhan akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiranmu.”  kata Abu Nawas menjelaskan.   
 
  Dan  sebelum  Abu  Nawas  pulang,  ia  bertanya  kepada orang itu,   
 
  "Apakah engkau sering berdoa ?"   
 
  "Ya.”  jawab orang itu.   
 
  "Ketahuilah  bahwa  doa  seorang  hamba  tidak  mesti diterima  oleh  Allah  karena  manakala  Allah  membuka  pintu pemahaman  kepada  engkau  ketika  Dia  tidak  memberi  engkau, maka  ketiadaan  pemberian  itu  merupakan  pemberian  yang sebenarnya.”

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Abu Nawas - Debat Kusir Tentang Ayam

Cerita Abu Nawas - Membalas Perbuatan Raja

Ngakak - Tiga Pilot Terdampat Disuruh Cari Tiga Buah